The Vocational Instructor RockstaR : Part One

"Nidji, Peterpan, Dewa 19, D'Massive, Ungu, Radja, Nicky Astrea, Agnes Monica bahkan Almarhum Michael Jackson. Apa yang membuatnya sukses dan terkenal?" Karyanya-kah, penggemarnya-kah, ketampanan atau kecantikannya-kah, Kisah kontroversialnya-kah, atau barangkali karena kematiannya...???

Sejenak mencoba mencari inspirasi yang terserak dari kisah panjang perjalanan para Rockstar. Istilah “Rockstar” semoga dapat mewakili sebutan sejenis, seperti “Dangduter”, “Jazzer”, “Keroncong-er”, “Popstar”, atau “Superstar”. Mungkin karena unsur dinamis dan progressive berlebih dari aliran ini, sehinggai bermanfaat untuk menaikkan “adrenalin” penkmatnya.

Instructor juga manusia…
Punya rasa...punya hati…
…………………………
Banyak kesuksesan para Rockstar awalnya dimulai dari kesenangan atau kegemaran terhadap sesuatu. Biasa disebut sebagai “hobby”. Melakukan hobby mendatangkan kegembiraan. Kebahagiaan datang tatkala tiba waktu untuk melakukan hobby. Kebahagiaan semakin meningkat disaat hobby dilakukan. Kegiatan atas nama hobby membuatnya betah untuk berlama-lama bercengkrama dengan dunianya. Si empunya hobby sering lupa waktu, bahkan lupa usia. GODBLESS masih saja nge-Rock disaat sudah kakek-kakek. Jelly Tobing memecahkan rekor 8 jam menabuh drum.

Efek setelah melakukan hobby biasanya adalah kepuasan batin. Kembali segar karena tersalurkan. Bahkan ada efek kecanduan, ingin mengulanginya lagi dalam waktu dekat. Dan kembali berlama-lama untuk asyik bercengkrama. Seorang Yngwie Malmsteen, dewa gitar dari Swedia menghabiskan waktunya 10 jam sehari untuk hobbynya nge-rock.

Sebagai manusia yang juga punya rasa…, bersosialisasi dengan komunitas yang memiliki hobby sejenis menjadi pendorong semangat untuk kemajuan hobby-nya. Proses untuk saling berbagi, transfer ilmu, dan ber-eksistensi, biasa terjadi dalam kelompok yang punya “chemistry” yang sama. Semangat “corsa” atau solidaritas tercipta karena merasa senasib dan sepenanggungan, dalam satu visi dan misi…atas nama hobby itu sendiri. Konser, kontes dan penganugerahan “award” menjadi agenda rutin untuk semakin menunjukkan eksistensi dan jati diri.

I-Rocksar (Instruktur Rockstar), sudahkah mantap menjadi pilihan? Saat mengajar/melatih bukan menjadi beban atau sekedar standar pekerjaan, melainkan hobby yang mendatangkan kesenangan dan kebahagiaan. Dimana aktifitasnya selalu dinanti, selalu ingin diulangi, selalu ingin bersosialisasi dan saling tranfer. Menjadi betah berlama-lama bercengkrama dalam setiap prosesnya. Seakan…”doing hobby like there is no tomorrow”. Menjadi mimpi yang sempurna….

Terima kasih untuk para Rockstar yang telah menjadi inspirasi untuk tulisan ini. Kembali mencari inspirasi yang masih berserakan untuk “Part Two”….Viva Rockstar…!!! Viva Instructor!!!

Comments :

0 komentar to “The Vocational Instructor RockstaR : Part One”

Posting Komentar