Batu Sandungan itu Bernama "Matematika"

Ada beberapa motivasi Kedatangan alumni pelatihan ke almamater. Beberapa menyelesaikan urusan yang berhubungan dengan administrasi, seperti pengambilan sertifikat pelatihan. Kebanyakan mengunjungi Kios 3 in One guna mencari informasi kerja. Bagi kejuruan mesin, alumni yang datang berkonsultasi tentang masalah tes kerja menjadi kepentingan pengembangan pelatihan. Data menjadi sangat penting, walaupun dari sekedar bincang-bincang sekalipun.

Dari beberapa test kerja yang diadakan oleh perusahaan, mayoritas pertama kali yang diujikan adalah materi yang berhubungan dengan logika hitung atau matematika. Materi yang tidak bisa diterima dengan mudah oleh beberapa siswa. Bahkan bisa dikatakan sulit oleh sebagian besar siswa. Walaupun kalau dipikir-pikir, materi ini sudah diajarkan sejak SD hingga SLTA. Suatu kendala tersendiri bagi dunia pelatihan kerja, yang notabene melatih alumni SLTA, terutama siswa SLTA yang belum mendapatkan kerja setelah kelulusannya.

Disisi lain, adalah sangat tidak memungkinkan jika pelatihan kerja didominasi seluruhnya dengan materi matematika. Suatu dilema output pendidikan menjadi dilema input peserta pelatihan. Logikanya, pelatihan kerja adalah tingkat lanjut dari hasil pendidikan dimana menjadi "link" dengan keadaan tempat kerja yang sesungguhnya. Namun demikian, permasalahan matematika ini adalah "kenyataan" yang tak terhindarkan.

Pelatihan kerja sebagai gerbang terakhir sebelum alumni memasuki dunia kerja perlu memberikan beberapa "treatment" sehubungan dengan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal perhitungan. Pertama, learning by doing. Banyak kasus permesinan praktis yang membutuhkan ketrampilan berhitung. Memasukkan ketrampilan berhitung dalam perencanaan kerja menjadi hal penting sebelum mempraktekkan pembuatan produk. Hal ini berkait dengan mata pelatihan yang lain semacam pengukuran teknik, menggambar, dan perhitungan cutting condition. Pelaksanaanya secara konsisten akan memberi efek yang luar biasa dikemudian hari.

Kedua, penugasan untuk melatih ketrampilan berhitung yang lebih banyak. Walaupun jam pelatihan matematika sudah selesai, diperlukan semacam "assistensi". Memanfaatkan waktu senggang bisa menjadi solusi jika disiasati dengan cerdik. Penugasan tidak hanya bersifat temporer namun perlu berkesinambungan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Ketiga, mengubah image matematika yang terkesan sulit menjadi mudah. Melatih ketrampilan berhitung yang terus menerus akan membangkitkan rasa percaya diri. Siswa perlu mendapatkan informasi yang terbuka bahwa ketrampilannya berhitung akan mempercepat penyerapannya di dunia kerja. Memanfaatkan berbagai media, termasuk papan informasi, ataupun briefing sebelum pengerjaan jobsheet menjadi cara yang cukup berhasil dalam penanaman "paradigma baru" terhadap matematika. Harapannya pada pasca pelatihan, menjaga ketrampilan berhitung masih akan dilakukan. Apalagi dengan harapan penyerapannya di dunia kerja.

Last but not least, harapan akan meningkatnya output kualitas pelatihan memang membutuhkan kerja keras. Jika metode diatas telah dilakukan kemudian masih menjadi kendala, maka tidak ada salahnya apabila forum-forum konsultasi alumni dan kejuruan menjadi momentum penting untuk saling mengingatkan sejauh mana alumni telah melatih dirinya pasca pelatihan...berhasil atau gagal pada tes kerja adalah hasil perjuangannya untuk menjaga konsistensi, kerja keras, dan pengorbanannya.

Hembusan Angin Yang Menyegarkan

Pemilu presiden yang telah usai, ternyata memberi pengaruh nyata pada harapan alumni pelatihan. Lho, Apa hubungannya pemilu presilden dengan Pencari Kerja? Inilah bagian terbaiknya dari hubungan antara stabilitas politik, kondisi dunia usaha dengan peluang lowongan kerja baru. Barangkali penjelasan ini terlalu basi dan sudah banyak dikaji. Namun menjadi istimewa jika bila didengar langsung dari salah satu HRD di salah satu perusahaan terkemuka.

Seakan tiupan angin segar, ketika telpon workshop mesin berdering dan informasi kunjungan kerja dari sebuah perusahaan akan diadakan. Apalagi dengan embel-embel ingin mengetahui langsung tempat pelatihan guna rekruitmen. Suatu peluang yang tentunya akan membangkitkan harapan alumni yang masih tersisa belum tertempatkan. Semangat dan bangkit kembali.

"Perusahaan kami berencana menambah mesin baru, karena produksi sudah lancar dan banyak pesanan untuk lokal dan ekspor" demikian penjelasan salah seorang HRD dengan antusias. "Setelah Pemilu Presiden dan sudah bisa ditentukan siapa yang terpilih, perusahaan kembali stabil", lanjutnya.

Kabar gembira lainnya terdengar ketika ada kabar dari salah satu rekanan perusahaan lain juga mengalami kemajuan. Ucapan selamat bagi beberapa alumni yang sudah bisa berkiprah menerapkan ilmunya sebagai bagian dari karya nyata. Pelan tapi pasti, satu persatu mulai sibuk dengan aktifitas diperusahaan masing-masing. Adalah Saepudin, Anjung Ramana, Ginanjar Panji, Deni Prasetyo, dan Heru Nuryamsyah yang sudah berhasil menembus persaingan dunia kerja di PT.Mushashi dan PT. Panji Presisi. Walaupun belum sempat singgah untuk menyampaikan kabar gembiranya, ada harapan dari para Instruktur untuk tetap "keep in touch" sekedar berbagi informasi dan diskusi. Kalian menjadi stimulus kesuksesan bagi yang alumni yang lain. "Ramaikan bengkel bubut dan milling jika bengkel politik sudah sepi...."

Semangat Seorang Daud yang Tak Pernah Pudar

Siang ini, istirahat kerja siangku dihiasi wajah seorang alumni yang tampak murah senyum. Walaupun sudah 2 bulan lebih berlalu sejak selesainya pelatihan, wajah itu tak asing lagi tuk bertegur sapa, berbagi kisah, saling memberi informasi, dan saling menyemangati. Daud Sulaeman, alkhamdulillah masih ku hafal nama itu.

Bagiku Daud adalah sosok yang ulet dan tekun. Bagaimana tidak? Ditengah kesibukannya sebagai seorang loper koran, waktu itu Daud masih bersikeras menyisihkan waktunya untuk mengikuti Pelatihan Kerja guna memperdalam ilmu permesinannya pasca SMK. Walaupun kadang harus izin terlambat karena pekerjaannya ataupun tampak kecapekan karena membagi waktunya, dia tak pernah menyerah menyelesaikan Job yang diberikan di pelatihan.

Daud adalah seorang yang masih teguh memegang cita-citanya. Impiannya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak melalui ilmunya tampak tak pernah pudar. Tekadnya memperdalam ilmunya begitu mengesankan. Keinginannya dalam berprinsip bahwa memperdalam satu bidang ilmu sampai menjadi ahli akan mengangkat taraf hidupnya masih dan akan dijalani. Kali ini dia datang dengan segudang harapan untuk kembali menekuni tingkat "intermediate dan advance" di bidang permesinan CNC (Computer Numerical Control). Suatu cita-cita berilmu yang mengagumkan. Mengingatkanku akan firmanNya tentang ilmu dan peningkatan derajat seseorang.

Kesadarannya untuk berproses dan berkorban tampak akan pernyataanya bahwa hidup harus dilakoni dengan motivasi, konsistensi dan kerja keras. Digenggamnya erat prinsip bahwa kesuksesan bukanlah hasil instan dan singkat, namun terdapat proses panjang dan pengorbanan didalamnya. Sorot matanya memperlihatkan secercah pemikirannya untuk ber-strategi dalam hidupnya diantara kebutuhan hidup dan semangat ber-ilmu-nya. Semoga niat baik untuk berkorban menggadaikan motornya demi belajarnya menjadi bagian dari sejarah manis kesuksesannya kelak. Cita-cita kesuksesan yang juga ditekuni dengan mendekatkan padaNya, sebagai spirit dasar agar tak pernah pudar menjadi sharing terakhir sebelum berpisah. Kembali Daud melangkah dengan tegap.

Harus Dikejar Walau Habis Waktu

Pelatihan Pencari Kerja (Pencaker) dengan standar waktu 320 jam pelatihan, bagi setiap siswa adalah relatif. Artinya lama atau tidaknya waktu yang disediakan dibandingkan dengan target job yang dikerjakan bagi setiap siswa tidak sama pencapaiannya. Terdapat perbedaan kemampuan baik secara skill ataupun knowledge untuk mencapai syarat minimum pengerjaan job yang diperlukan sebelum kelulusan. Beberapa siswa ada yang bisa menyelesaikannya dengan cepat dan lolos standar kontrol kualitas. Sebagian lagi, belum dapat mencapainya.

Disisi lain, output siswa dari sisi kualitas adalah sangat penting. Persaingan dunia kerja dibidang permesinan yang ketat mengharuskan setiap siswa mengantisipasinya dengan bekal kemampuan yang cukup bahkan berlebih. Tidak boleh terjadi pada saat tes kerja dilakukan, alumni tidak bisa menyelesaikannya hanya karena tidak pernah ada pengalaman (experience) pada saat pelatihan. Terutama ketrampilan adalah berbanding lurus dengan pengalaman. Jangan hanya karena waktu pelatihan selesai, ketrampilan hanya digantikan dengan pengetahuan. Sekali lagi, ketrampilan adalah soal pengalaman.

Selesainya waktu pelatihan bukanlah selesainya beban moral instruktur ketika siswa belum mencapai tujuan pelatihan. Persoalannya bukan hanya terletak pada sertifikasi pelatihan semata, atau pada nilai siswa semata. Lebih dari itu, pada diterima atau tidaknya siswa pada saat tes kerja. Bahkan pada kegunaan ketrampilan yang dipergunakannya nanti ditempat kerja. Pelatihan sebenarnya bergerak diantara tujuan pelatihan dengan standar kualitas output siswa.

Siswa yang belum mampu mencapai tujuan pelatihan pada saat pelatihan selesai masih perlu dijaga semangatnya. Terutama pada pengerjaan jobsheet yang belum lengkap atau tercapai. Kesadarannya untuk memperoleh kemampuan adalah lebih penting dari sekedar terselesaikannya secara formal masa pelatihan perlu terus dipertahankan. Mensiasati pelaksanaannya dari sisi managemen waktu dibutuhkan, terutama pada saat peralatan dan permesinan bisa digunakan. Target pengerjaan jobsheet yang belum terselesaikan harus dilakukan oleh para siswa dalam rangka kebutuhan dirinya akan rencana profesinya. Kejar terus target jobsheet, walaupun waktu pelatihan sudah selesai. Bersama instruktur dan siswa kita tingkatkan kualitas dan kualifikasi tenaga kerja logam mesin di Indonesia. Kejar terus!

Dukung Alumni, Selesaikan Masalah Mereka

"Apa kabar kalian semua?"
"Baik, pak!"
"Walaupun masih menganggur, masih ada kabar baik, ya?"
"He..he.., ga punya uang, Pak!, ga punya kerja, Pak!, malah dikerjain orang!"

Senang dan haru, perasaan yang bersatu padu, saat alumni Pelatihan berkumpul untuk pembekalan sehari sebelum Tes kerja massal yang diadakan oleh salah satu perusahaan swasta. Pembekalan sebagai salah satu komitmen Kejuruan Mesin-Cevest dalam rangka "pelayanan purna ajar". Diadakan dalam rangka mendukung TNA (Training Need Analysis), problem solving tes kerja, serta penguatan mental.

Forum konsultasi ini berupaya menjaring persoalan-persoalan yang dihadapi para siswa setelah mereka mengalami berbagai tes kerja. Dari sisi teknis materi yang diajarkan, baik ketrampilan maupun pengetahuan, yang didapat dari pelatihan dengan kondisi riil kebutuhan di perusahaan. Adanya "gap" antara berbagai materi menghasilkan problem solving yang bermanfaat bagi pengalaman tes kerja selanjutnya. Jika menghadapi kasus yang sama dikemudian hari diharapkan akan bisa dihadapi. Dalam sudut pandang yang lebih strategis, hasil dari berbagai diskusi akan menyempurnakan penguatan materi pada pelatihan-pelatihan selanjutnya.

Dari sisi kemampuan komunikasi, forum ini memberi nilai tambah pada penguatan memahami makna komunikasi profesi yang dihadapi pada saat job interview. Baik yang bersifat fisik seperti performance, sikap dan etiket komunikasi, maupun yang bersifat mental seperti kepercayaan diri, ketegasan dalam memberikan pernyataan, serta optimisme.

Walaupun penyelenggaan forum ini bersifat sederhana dan singkat, namun antusias alumni untuk mendapatkan "tips dan tricks" sangat luar biasa. Barangkali ada motivasi dan rasa penasaran untuk memecahkan persoalan yang pernah dihadapi. Walhasil, bisa menembus persaingan kerja lebih baik. Setidaknya, semakin terjalin kepedulian dan kebersamaan antara instruktur sebagai pengajar dengan alumni. Forum ini sebagai wujud dukungan dan doa dari pengajar kepada alumni. Insruktur tidak pernah meninggalkan mereka dalam kondisi menganggur. Informasi dan komunikasi diantara keduanya semoga tak terputus lantaran mereka masih hanya sampai pada tahap lulus pelatihan. Dalam era persaingan kerja yang ketat, lulus pelatihan bukan berarti mudah mendapatkan kerja. Intensitas untuk berdiskusi semoga menambah optimisme dan harapan tanpa pernah putus asa.

It's the matter of Job Interview

Masih teringat diskusi menarik dengan seorang teman tentang cara meyakinkan interviewer pada proses job interview yang ternyata sangat dibutuhkan bagi Pencaker. Pelatihan yang diberikan pada aras SKA (Skill, Knowledge, Attitude) pada satu sisi memang tampak belum cukup. Kemampuan komunikasi yang lebih dari yang lain kadang malah menentukan dibandingkan dengan kemampuan teknis.

Suatu gagasan untuk memberikan materi tambahan komunikasi pada saat job interview tampaknya tidak bisa dinegasikan. Baru kemarin pagi seorang alumnus menginformasikan bahwa temannya yang bisa berkomunikasi dan akrab dengan interviewer lebih dulu bisa bekerja. Bagaiamana memberi nilai tambah pada para alumnus dan siswa pencaker untuk memudahkannya melewati persoalan ini, tantangan yang tidak begitu mudah bagi seorang Instruktur yang biasa berkecimpung dibidang teknis.

Berikut beberapa cara yang cukup praktis untuk kebutuhan yang mendesak:

  • Ask to google. Jalan terang yang selalu bisa diingat, "ask to google" tampak sangat praktis dan mudah. Dengan search engine "job interview" akan mendapatkan banyak artikel tentang cara dan etika job interview yang dibutuhkan. Banyak resources yang ditulis oleh para blogger ataupun profesional website yang sangat membantu menemukan materi ini. Internet membuat segalanya menjadi lebih mudah dan cepat. Segala materi yang dibutuhkan langsung bisa diakses.
  • Set up media. Langkah sosialisasi resources yang telah didapat dengan menampilkannya pada media yang mudah diakses. Keterbatasan sarana komputer dan internet tidak memungkinkan siswa dalam jumlah banyak untuk "ngantri" membaca langsung pada internet, disamping keterbatasan finansialnya untuk menyewa warnet. Majalah dinding sederhana barangkali bisa membantu untuk menyebarkan informasi.
  • Ask to youtube. Tidak seluruh siswa bisa memahami kalimat dalam teks. Taraf pendidikan dan kebiasaan untuk menangani sesuatu yang praktis dan teknis barangkali menyulitkannya untuk memahami konteks artikel. Diperlukan bantuan untuk mendiskusikan dan menjelaskannya. Youtube.com yang menyediakan banyak tayangan dalam bentuk video (visual) menjadi resources yang cepat juga selain google. Sajian informatif dari para pakar job consultant akan banyak didapatkan.
  • Sisipkan materinya. Keterbatasan kurikulum dan silabus yang telah fixed, tidak memungkinkan ada session tersendiri untuk materi job interview ini. Menyisipkannya disela-sela materi inti, saat briefing pagi dan siang, dan saat-saat istirahat bisa diefektifkan. Tentunya tidak bisa keseluruhan materi diberikan mengingat keterbatasan waktu dan materi yang kita dapat. Prinsipnya adalah sedikit demi sedikit, dan dalam beberapa waktu akan didapat kesimpulan yang praktis yang akan bermanfaat.
  • Pelayanan purna ajar. Mempersiapkan session konsultasi dan pembekalan tes kerja bagi alumni pada forum tersendiri dapat sangat efektif. Selain menjadi ajang "curhat" tentang kesulitan-kesulitan materi teknis, materi job interview dapat didiskusikan secara lebih lengkap.
Suatu paradigma baru dalam era persaingan dan keterbatasan kerja adalah tidak hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga tentang cara komunikasi dan informasi yang efektif barangkali bisa menjadi sumber gagasan untuk memperkuat siswa menghadapi tes dan interview kerja. So, pencaker "you will never walk alone!!!".